Embun Pagi
Selasa, 19 November 2013
Selama senang dan susah masih menghiasi
selama benci dan cinta masih kurasa
selama aku masih berada dalam lorong kehidupan
aku masih berada dalam kenyataan
dan mimpi-mimpi tentang pertemuan
tentang sebuah kerinduan yang terpendam dalam
masalalu yang terngiang bagai bisikan angin
kelembutan mimpi membeku dipojok kepala
terselip di antara sel-sel otak yang selalu berputar
masihkah kau ingat tentang embun pagi
yang ada ketika fajar tiba
dan hilang ketika mentari di atas kepala
mnghilang bersama udara dan cahaya
melebur dalam ketiadaan
mungkinkah kedatanganku seperti embun pagi
yang datang sementara
dan ketika waktunya akan melebur dengan cahaya
tanpa membekaskan apa-apa
hanya mengingatkan khas harum di pagi hari
suatu yang biasa dan tetap istimewa
oleh : abub (pujangga gadungan)
Ranu Kumbolo, Damaimu Penawar Kelelahanku
Minggu, 17 November 2013
Ranu Kumbolo
Kedatanganku disambut lambaian ranting pepohonan
Rerumputan menyapa sambil merayu
Kabut putih menciumi pipi
Hawa dingin membelai tubuhku
Pandanganku tertuju pada genangan air
Yang memantulkan cahaya bulan
Yang dihiasi bintang berkedip sambil tersenyum
Oh...inikah surga para pendaki....
Hatiku tenang bagai air yang menggenang
Ranu kumbolo......
damaimu penawar kelelahanku
oleh : mahbub humaidi (ranu kumbolo, 17 November 2013)
Blank 75 Dibalik Megahnya Semeru
Sabtu, 16 November 2013
puncak semeru dari kalimati |
Puncak para dewa begitulah orang
menyebut puncak mahameru yang merupakan puncak dari gunung semeru. Puncak mahameru
memiliki ketinggian 3676 mdpl yang merupakan puncak tertinggi di pulau jawa
yang berada di distrik malang dan lumajang. Semeru adalah salah satu gunung
berapi dengan status yang masih aktiv sampai sekarang. Kebanyakan orang pasti
mempunyai keinginan untuk dapat menapakkan kaki dan mencumbui pasir puncak
mahameru. Terlebih bagi pendaki gunung, semeru merupakan alternatif favorit
untuk menikmati indahnya alam karya sang pencipta dan destinasi liburan utama
yang sangat sayang bilang ditinggalkan. Rasanya kurang lengkap kalau belum
menapakkan kaki di puncak tertinggi di jawa tersebut. Dan begitulah realitanya,
semeru dengan berbagai pesona keindahan yang menakjubkan di dalamnya memberikan
lembaran kenangan yang tak kan pernah terlupakan bagi para pendaki. Pesona alam
yang begitu sempurna yang ditawarkan mulai dari perjalanan menuju desa ranu
pani hingga puncak mahameru memberikan makna bahwa kita adalah bagian kecil
dari keajaiban sang pencipta.
Meski demikian,
pendakian semeru tak semudah membalikkan tangan begitu saja. Persiapan matang manajemen
pendakian sangatlah membantu dalam pendakian, terutama mengenali medan semeru
sebelum melakukan pendakian sangatlah penting baik dari kawan yang sudah pernah
ke sana ataupun dari situs-situs di internet. Karena di balik keindahannya,
semeru menyimpan sebuah misteri tentang suatu area/plot yang dapat menjadi
ancaman bagi para pendaki dan tak jarang merenggut nyawa para pendaki. Area ini
kadang tak diketahui oleh beberapa pendaki yang melakukan pendakian semeru.
gambaran medan lereng semeru |
gambaran area Blank 75 berwana merah
|
Apakah itu? Area Blank 75 (death zone/jalur
tengkorak), ya itulah sebutan salah satu kawasan berbahaya di semeru. Sebuah area
yang cukup luas dan panjang yang memiliki jurang-jurang yang sangat curam
dengan ketinggian sekitar 75 meter. Kondisi alam tersebutlah yang menjadikan
area tersebut di namai blank 75. Sebenarnya area ini bukanlah jalur pendakian
akan tetapi sebuah jalur aliran lahar semeru. Jalur ini berada lereng pasir
semeru (cemoro tunggal) sampai kalimati. Banyak pendaki terlena saat menuruni
puncak mahameru, karena kondisi track pasir yang mana tidak menguras tenaga
pada saat menuruninya sehingga menyebabkan pendaki terperosok ke dalam jurang,
dis-orientasi, dan bahaya lainnya.
Tak terasa jalur yang dilalui ternyata salah
dan bukanlah jalur pendakian yang sebenarnya. Kadang juga terjadi pada saat
pendakian ramai, di mana pendaki lebih memilih jalur di sebelahnya ketimbang
menunggu pendaki lain lewat yang secara perlahan membawa pendaki memasuki are
tersebut. Selain itu, banyaknya belokan (persimpangan) dari cemoro tunggal
sampai kalimati juga menjadi salah satu penyebabnya. Keadaan ini sangatlah
mungkin terjadi bila pendaki belum mengenal medan dan tak waspada pada saat
menuruni puncak semeru. Berhati-hatilah saat melalui jalur ini, kesalahan
sekecil apapun dapat membawa pada resiko yang besar.
Matur nuwun...........semoga
dapat bermanfaat.
Langganan:
Postingan (Atom)