Tak ada rasa yang terbesit dalam benak kami,
ketika mengarungi perjalanan dalam ekspedisi Gunung Sindoro kecuali menikmati indahnya ciptaan Sang Maha Kuasa.
Tepatnya pada tanggal 8 juni 2012, kita
melakukan perjalanan yang sungguh fun-tastic. Setelah berkutat dengan hiruk
pikuk kehidupan kampus, inilah momentum untuk melepas kepenatan dan refresing.
Kali ini kita akan melakukan pendakian Gunung Sindoro yang terletak di antara kabupaten Temanggung dan Wonosobo. menurut warga sekitar disebut sebagai gunung wadon (perempuan) karena
gunung sindoro memiliki dua buah dada yang mana menurut mitos merupakan buah
dada dari gunung sindoro. Dan gunung laki-lakinya adalah gunung sumbing. Kami melakukan
pendakian via Tambi (Wonosobo). Pendakian dimulai pukul tiga sore. Kala itu
kondisi cuaca cukup mendung dan jalur pendakian dikerumuni kabut tebal yang
mulai turun ke bawah. Kondisi ini meaksa kami untuk tetap waspada dan
berhati-hati dalam menempuh jalur pendakian ini. Pertama pendakian dimulai
dengan menelusuri kebun teh yang cukup luas. Sesekali kita menghilangkan
kecapekan dengan minum air dan berfoto-foto. Setelah kebun teh terlalui kita
langsung disambut dengan ladang perkebunan tembakau. Sekilas terpandang seperti
lapangan sepakbola yang sangat luas. Hilir mudik warga sekitar yang mencari
kayu dari lereng gunung sindoro semakin memacu kami untuk bersemangat
melaksanakan pendakian. Kurang lebih satu 3 jam perjalanan sudah kita lakukan,
tak terasa gelap mulai menyapa kami. Melihat kondisi teman-teman dan persedian
senter yang minim, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di kaki gunung
sindoro tersebut. Kondisi teman-teman yang kebanyakan baru pertama melakukan
pendakian gunung sehingga tak mungkin bila kita paksakan untuk tetap mendaki
dalam kondisi tersebut. Gak pake lama kami langsung bagi tugas, sebagian
mendirikan tenda, mencari kayu bakar, memasak dll. Kurang lebih 30 menit
semuanya telah siap, kami pun langsung bergegas untuk menyantap hidangan makan
malam di tengah dinginnya suhu pegunungan.
|
api unggun bersama |
Perutpun telah terisi dan saatnya
beristirahat sambil menikmati indahnya malam sindoro dengan ditemani ipok
sanap (bahasa malang=kopi panas). Kelap-kelip bintang dan sinar rembulan
yang terang menambah indahnya suasana malam sindoro semakin mbois dan indah di
tengah padang rerumputan dan pepohonan yang melambai-lambai tertiup angin.
Malam pun semakin larut disertai hembusan angin dan suhu dingin yang
mulai menusuk tulang kami, saatnya mencukupkan untuk menikmati indahnya malam
sindoro untuk bergegas tidur selamat malam sindoro. Kami pun bergegas menuju
tenda untuk beristirahat karena pendakian esok hari akan lebih berat dengan
berbagai tantangan, rintangan, dan hal baru yang lebih ekstrim yang membutuhkan
kondisi fisik yang prima.
Di tengah suasana malam sindoro dengan nyanyian
suara-suara fauna sindoro, kami pun terbuai dan terhanyut ke dalam suasana
tersebut. Tak terasa, pagipun mulai menyapa kami seolah memberikan tanda kepada
kami untuk menyaksikan sindoro di senja pagi. Langit berwarna merah kekuning-kuningan
dihiasi awan bergumpal-gumpal dengan udara yang sejuk. Inilah karya Sang Maha
Kuasa begitu indahnya.
Kami pun kembali tersentuh melihat karya agung sang Maha
Kuasa. Tak pelak hanya kata inilah yang terucap dari kami Subhanalloh mahakarya
agung, sungguh kecilnya kami di hadapan engkau Ya Robbi. Cahaya matahari semakin
tampak cerah mulai menyinari sekitar lereng sindoro. Tampak pemukiman warga di
kaki gunung, perumahan, bukit-bukit yang mengitari wonosobo. Sepintas kita
menoleh ke atas tampak puncak sindoro berada dalam singgasananya yang tinggi
menjulang ke langit.
|
senja pagi di lereng sindoro |
Tak mau kehilangan momen tersebut, sesekali dari kami berfoto-foto
dengan panorama yang ditawarkan oleh lereng sindoro sebagai oleh-oleh kenangan
dari bumi sindoro. Matahari semakin menampakkan sinarnya dan kami pun bersiap –
siap untuk melanjutkan pendakian. Berbagai persiapan kami lakukan mulai dari
packing sampai sarapan pagi. Setelah semua cukup kami mulai pendakian. Puncak sindoro
yang berdiri tegap memacu semangat kami untuk menaklukkannya. Rerumputan ilalang
yang tinggi langsung menyambut kita, perlu ketangkasan dan kehati-hatian serta fokus
terhadap medan agar tak terjebak dalam kerumunan ilalang tersebut yang dapat
menyebabkan salah jalur. Track yang mulai menanjak menjadikan rintangan dan
tantangan semakin berat, tapi kami tak menyerah begitu saja. Langkah demi
langkah terus kami pijakkan mengarungi padang ilalang-ilalang di hadapan kami. Perlahan
kami mulai meninggalkan padang ilalang dan bersiap mengarungi padang edelwis. Edelweiss
(Anaphalis javanica) merupakan tumbuhan endemik zona
alpina/montana yang sering dijumpai
di berbagai pegunungan tinggi.
|
Bunga Edelwis |
Hamparan bunga edelweiss sindoro sangat luas sekali,
pemandangan ini hanya ditemukan bila kita melewati jalur sisi barat dari gunung
sindoro. Sambil menikmati indahnya bunga edelweiss sejenak kami beristirahat
untuk melemaskan otot-otot kaki yang dan mengisi perut yang sudah mulai
keroncongan dengan makanan ringan untuk menambah stamina. Setelah cukup kami
melanjutkan kembali perjalanan menelusuri padang edelwis. Semakin ke atas medan
yang kita lalui semakin menanjak dengan kemiringan hampir 450 sehingga konsentrasi dan fokus sangat
diperlukan untuk melalui medan ini. Batuan-batuan kecil yang ada pada treck ini
memberikan rintangan tersendiri bagi kami. Salah pijakan, kelelahan, dan
ketidak seimbangan posisi dapat memperburuk suasana. Kabut tebal mulai turun
menyebabkan jarak pandang sedikit terhalang. Pelan tapi pasti dengan langkah
hati-hati kami coba lalui medan tersebut. Setelah berjalan cukup lama akhirnya
kami pun sampai di puncak sindoro. Dengan perjuangan keras yang pantang
menyerah dan putus asa membuahkan hasil. Pemandangan indah yang menawan dari
awan-awan yang mengepul serasa berada di negri atas awan. Sesampai di puncak
rasa capek pun terusir dengan suguhan panorama alam yang menakjubkan dari
puncak sindoro.
|
landscape |
|
Berdiri di atas awan |
Dan yang menarik lagi, kita sampai di puncak bertepatan menjelang
pergantian sore ke malam sehingga kita dapat menikmati sunset di puncak gunung sindoro
yang menarik sekali.
|
Sunset Sindoro |
Perjalanan
penuh perjuangan, rintangan,
tantangan melawan medan terjal bebatuan, kabut tebal, dingin, dan
sebagainya
terbayar sudah di sini puncak gunung sindoro 3153 mdpl. Panorama yang
ditawarkan
sungguh luar biasa dari berbagai sudut kemanapun mata memandang tetaplah
indah.
Inilah perjalanan kami dan segores coretan kenangan pendakian puncak
sindoro. Kenangan perjalan ini tak akan terlupakan begitu saja dari bumi
sindoro yang menyimpan begitu besar poten keindahan panorama alam.
Sekian cerita dari kami,,,mana ceritamu.
THIS IS MY ADVENTURE.
Koleksi foto ekspedisi sindoro.
|
Sindoro pukul 05.00 |
|
Gunung Sumbing tampak dari Sindoro |
|
Kawah Sindoro |
|
Puncak Sindoro 3153mdpl |
|
Gladian Sapala lq |
|
Sunrise Sindoro |
oleh alfan ifta aremania