Dari kami untuk alam

Selasa, 15 Januari 2013

Pendakian sindoro merupakan perjalanan awal dari sapala lq dalam mengarungi dan menikmati indahnya alam karya Sang Maha Kuasa. Gunung dengan ketinggian 3153 mdpl ini memang sudah tak terbantahkan lagi menyuguhkan panorama alam yang sangat mempesona dan menawan yang berbeda dengan puncak-puncak gunung lain. Pesona alam yang ditawarkan di antaranya kawah Segoro Wedi, padang edelwis, gumpalan awan yang mempesona, kawasan puncak yang berbentuk lapangan yang sangat luas, dan tak kalah lagi sunrise dan sunet puncak sindoro yang mbois lop (bahasa walikan Malang). 


Berangkat dari momentum ini sapala lq mencoba untuk “sambil menyelam minum air” yakni sambil melakukan pendakian juga mencoba untuk ikut berpartisipasi dalam sosialisasi pentingnya akan keberadaan hutan. Hal itu dilakukan dengan melakukan kegiatan plangisasi yang berisi penunjuk arah menuju puncak dan kata-kata bijak untuk menjaga hutan. Ini merupakan salah satu gebrakan awal dari sapala lq dalam kegiatan pendakian perdananya. Kegiatan ini bertujuan membantu para pendaki gunung sindoro dalam memberikan arah menuju puncak yang mana di jalur pendakian gunung sindoro via Tambi masih minim penunjuk arah menuju ke puncak. Selain itu kegiatan ini juga langkah awal sapala lq untuk sedikit berpartisipasi dalam memberikan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan (hutan dari pesonanya ataupun vegetasinya). Harapannya kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada para pendaki yang ingin melakukan pendakian menuju puncak gunung sindoro.


Demikianlah kegiatan perdana kami dari sapala lq jogja semoga dengan langkah awal ini, nantinya sapala lq jogja dapat memberikan gebrakan-gebrakan baru untuk alam di samping melakukan kegiatan pendakian. Thank u nuwus hebak (trima kasih semuanya).







oleh alfan ifta aremania

  
Read more ...

Menyimak Keindahan Sindoro

Sabtu, 12 Januari 2013
Tak ada rasa yang terbesit dalam benak kami, ketika mengarungi perjalanan dalam ekspedisi Gunung Sindoro kecuali  menikmati indahnya ciptaan Sang Maha Kuasa. Tepatnya pada tanggal  8 juni 2012, kita melakukan perjalanan yang sungguh fun-tastic. Setelah berkutat dengan hiruk pikuk kehidupan kampus, inilah momentum untuk melepas kepenatan dan refresing. Kali ini kita akan melakukan pendakian Gunung Sindoro yang  terletak di antara kabupaten Temanggung dan Wonosobo. menurut warga sekitar disebut sebagai gunung wadon (perempuan) karena gunung sindoro memiliki dua buah dada yang mana menurut mitos merupakan buah dada dari gunung sindoro. Dan gunung laki-lakinya adalah gunung sumbing. Kami melakukan pendakian via Tambi (Wonosobo). Pendakian dimulai pukul tiga sore. Kala itu kondisi cuaca cukup mendung dan jalur pendakian dikerumuni kabut tebal yang mulai turun ke bawah. Kondisi ini meaksa kami untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam menempuh jalur pendakian ini. Pertama pendakian dimulai dengan menelusuri kebun teh yang cukup luas. Sesekali kita menghilangkan kecapekan dengan minum air dan berfoto-foto. Setelah kebun teh terlalui kita langsung disambut dengan ladang perkebunan tembakau. Sekilas terpandang seperti lapangan sepakbola yang sangat luas. Hilir mudik warga sekitar yang mencari kayu dari lereng gunung sindoro semakin memacu kami untuk bersemangat melaksanakan pendakian. Kurang lebih satu 3 jam perjalanan sudah kita lakukan, tak terasa gelap mulai menyapa kami. Melihat kondisi teman-teman dan persedian senter yang minim, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di kaki gunung sindoro tersebut. Kondisi teman-teman yang kebanyakan baru pertama melakukan pendakian gunung sehingga tak mungkin bila kita paksakan untuk tetap mendaki dalam kondisi tersebut. Gak pake lama kami langsung bagi tugas, sebagian mendirikan tenda, mencari kayu bakar, memasak dll. Kurang lebih 30 menit semuanya telah siap, kami pun langsung bergegas untuk menyantap hidangan makan malam di tengah dinginnya suhu pegunungan. 
api unggun bersama
                                                       
Perutpun telah terisi dan saatnya beristirahat sambil menikmati indahnya malam sindoro dengan ditemani ipok sanap (bahasa malang=kopi panas). Kelap-kelip bintang dan sinar rembulan yang terang menambah indahnya suasana malam sindoro semakin mbois dan indah di tengah padang rerumputan dan pepohonan yang melambai-lambai tertiup angin.  
Malam pun semakin larut disertai hembusan angin dan suhu dingin yang mulai menusuk tulang kami, saatnya mencukupkan untuk menikmati indahnya malam sindoro untuk bergegas tidur selamat malam sindoro. Kami pun bergegas menuju tenda untuk beristirahat karena pendakian esok hari akan lebih berat dengan berbagai tantangan, rintangan, dan hal baru yang lebih ekstrim yang membutuhkan kondisi fisik yang prima.
Di tengah suasana malam sindoro dengan nyanyian suara-suara fauna sindoro, kami pun terbuai dan terhanyut ke dalam suasana tersebut. Tak terasa, pagipun mulai menyapa kami seolah memberikan tanda kepada kami untuk menyaksikan sindoro di senja pagi. Langit berwarna merah kekuning-kuningan dihiasi awan bergumpal-gumpal dengan udara yang sejuk. Inilah karya Sang Maha Kuasa begitu indahnya. 
Kami pun kembali tersentuh melihat karya agung sang Maha Kuasa. Tak pelak hanya kata inilah yang terucap dari kami Subhanalloh mahakarya agung, sungguh kecilnya kami di hadapan engkau Ya Robbi. Cahaya matahari semakin tampak cerah mulai menyinari sekitar lereng sindoro. Tampak pemukiman warga di kaki gunung, perumahan, bukit-bukit yang mengitari wonosobo. Sepintas kita menoleh ke atas tampak puncak sindoro berada dalam singgasananya yang tinggi menjulang ke langit.  



senja pagi di lereng sindoro

Tak mau kehilangan momen tersebut, sesekali dari kami berfoto-foto dengan panorama yang ditawarkan oleh lereng sindoro sebagai oleh-oleh kenangan dari bumi sindoro. Matahari semakin menampakkan sinarnya dan kami pun bersiap – siap untuk melanjutkan pendakian. Berbagai persiapan kami lakukan mulai dari packing sampai sarapan pagi. Setelah semua cukup kami mulai pendakian. Puncak sindoro yang berdiri tegap memacu semangat kami untuk menaklukkannya. Rerumputan ilalang yang tinggi langsung menyambut kita, perlu ketangkasan dan kehati-hatian serta fokus terhadap medan agar tak terjebak dalam kerumunan ilalang tersebut yang dapat menyebabkan salah jalur. Track yang mulai menanjak menjadikan rintangan dan tantangan semakin berat, tapi kami tak menyerah begitu saja. Langkah demi langkah terus kami pijakkan mengarungi padang ilalang-ilalang di hadapan kami. Perlahan kami mulai meninggalkan padang ilalang dan bersiap mengarungi padang edelwis. Edelweiss (Anaphalis javanica) merupakan tumbuhan endemik zona alpina/montana yang sering dijumpai di berbagai pegunungan tinggi.
Bunga Edelwis

Hamparan bunga edelweiss sindoro sangat luas sekali, pemandangan ini hanya ditemukan bila kita melewati jalur sisi barat dari gunung sindoro. Sambil menikmati indahnya bunga edelweiss sejenak kami beristirahat untuk melemaskan otot-otot kaki yang dan mengisi perut yang sudah mulai keroncongan dengan makanan ringan untuk menambah stamina. Setelah cukup kami melanjutkan kembali perjalanan menelusuri padang edelwis. Semakin ke atas medan yang kita lalui semakin menanjak dengan kemiringan hampir 450  sehingga konsentrasi dan fokus sangat diperlukan untuk melalui medan ini. Batuan-batuan kecil yang ada pada treck ini memberikan rintangan tersendiri bagi kami. Salah pijakan, kelelahan, dan ketidak seimbangan posisi dapat memperburuk suasana. Kabut tebal mulai turun menyebabkan jarak pandang sedikit terhalang. Pelan tapi pasti dengan langkah hati-hati kami coba lalui medan tersebut. Setelah berjalan cukup lama akhirnya kami pun sampai di puncak sindoro. Dengan perjuangan keras yang pantang menyerah dan putus asa membuahkan hasil. Pemandangan indah yang menawan dari awan-awan yang mengepul serasa berada di negri atas awan. Sesampai di puncak rasa capek pun terusir dengan suguhan panorama alam yang menakjubkan dari puncak sindoro. 
landscape



Berdiri di atas awan

Dan yang menarik lagi, kita sampai di puncak bertepatan menjelang pergantian sore ke malam sehingga kita dapat menikmati sunset di puncak gunung sindoro yang menarik sekali. 
Sunset Sindoro

Perjalanan penuh perjuangan, rintangan, tantangan melawan medan terjal bebatuan, kabut tebal, dingin, dan sebagainya terbayar sudah di sini puncak gunung sindoro 3153 mdpl. Panorama yang ditawarkan sungguh luar biasa dari berbagai sudut kemanapun mata memandang tetaplah indah. Inilah perjalanan kami dan segores coretan kenangan pendakian puncak sindoro. Kenangan perjalan ini tak akan terlupakan begitu saja dari bumi sindoro yang menyimpan begitu besar poten keindahan panorama alam. Sekian cerita dari kami,,,mana ceritamu.
THIS IS MY ADVENTURE. 
Koleksi foto ekspedisi sindoro.



Sindoro pukul 05.00


Gunung Sumbing tampak dari Sindoro


Kawah Sindoro


Puncak Sindoro 3153mdpl


Gladian Sapala lq


Sunrise Sindoro
oleh alfan ifta aremania
Read more ...